Cerita Singkat

Akhir Penyesalan

Kabut duka masih menyelimuti suasana di rumah kecil ujung gang itu. Foto pria berkemeja biru yang terbingkai rapi di atas sebuah altar berbunga putih menjadi kenangan bagi siapapun yang melihatnya. Sebut saja pria itu Ari. Dia teman sepermainan ku dari kecil hingga kini. Walau raganya sudah bersemayam dalam tanah,ku yakin ruh nya masih berkelana diantara kami. Biar ku kisahkan cerita ini,agar kalian belajar dari sebuah hal. Hal kecil yang menjadi besar karena sebuah ego dan nafsu,hingga akhirnya menimbulkan penyesalan yang tak dapat di elakkan.

Semua kisah ini bermula saat aku dan Ari bersekolah di SMA yang sama. Sekolah kami memang bukan sekolah yang elit dengan segala kemewahan fasilitasnya,namun sekolah kami bisa dibilang sekolah favorit di daerah itu. Untungnya,aku dan Ari memiliki keberuntungan yang sama untuk bisa sekolah di sana.

Sekolah ini bisa menjadi surga untuk para pencinta ilmu pengetahuan sebab fasilitasnya cukup baik,namun bisa menjadi neraka sebab dipenuhi makhluk makhluk yang anmoral dan suka bermain dengan kematian. Namun nasib ku dan Ari ternyata berbeda. Aku bisa mendapatkan surga di sini namun Ari,dia merasakan surganya juga,namun berakhir neraka.

Sejak satu semester bersekolah disana,banyak yang berubah pada Ari. Dia tak lagi bermain dan belajar bersamaku. Waktunya sering dihabiskan untuk nongkrong bersama teman teman barunya. Entah apa yang dia lakukan bersama teman temannya itu,yang jelas kurasa,dia hanya membuang buang waktu serta uangnya. Sampai sampai dia meminjam uang padaku yang jumlahnya cukup banyak dengan alasan ingin membeli hadiah untuk ibunya. Saat itu kupikir dia melakukan hal yang baik,jadi ku putuskan untuk meminjamkannya uang.

Hari demi hari berganti. Hingga tak terasa aku dan Ari sudah naik ke kelas 11. Namun semenjak kelas 11,aku tak pernah melihat Ari lagi di sekolah. Kemana Ari? Kutanyakan keberadaannya kepada teman teman sepermainannya sekarang. Aku sangat terkejut ketika mengetahui bahwa Ari naik kelas dengan syarat harus keluar dari sekolah ini. Sepulang sekolah, buru buru aku menuju ke tempat tinggalnya. Ternyata, rumahnya telah di jual. Aku bertanya kepada tetangga sekitar rumahnya,namun mereka tidak tahu keberadaan Ari dan keluarganya dimana sekarang.

Tahun demi tahun berlalu. Tak terasa, sudah 8 tahun berlalu. Waktu berputar terasa begitu cepat,hingga mengantarkanku pada keadaan ku yang sekarang. Alhamdulillah,aku telah selesai menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan sekarang aku bekerja di sebuah perusahaan. Namun,selama bertahun tahun ini,aku masih tetap memikirkan kabar temanku itu. Sebenarnya apa yang terjadi pada Ari? Aku sudah berusaha mencari informasi kemanapun,namun aku tak menemukan kabar yang jelas tentang Ari. Hanya saja waktu itu, aku mendapat kabar bahwa Ari pindah ke kota seberang. Kabar tersebut cukup membuatku sedikit merasa tenang. Namun tetap saja,sampai saat ini aku belum bisa melakukan kontak langsung atau melalui telepon genggam.

Hingga pada suatu masa,ada nomor tak dikenal yang menelponku. Terkejut bukan main,ternyata yang menghubungiku adalah Ari. Segera ku minta alamat tempat ia tinggal dan beberapa hari setelah itu,aku segera pergi menemui Ari. Aku tak bisa berkata apa apa saat melihat keadaanya. Terbaring lemah diatas sebuah tikar kuning,dengan tubuh kurus kering di sebuah rumah kecil di ujung gang kumuh dan terpencil. Ari tinggal hanya bersama ibunya. Apa yang telah terjadi selama ini? Kutanyakan pertanyaan itu pada Ari. Dengan suara yang lemah,dia menceritakan semuanya.

Saat Ari mulai jauh dari ku dan mempunya teman baru di SMA, kehidupannya berubah menjadi rusak. Dia menjadi pecandu rokok dan miras. Dia suka berpesta hingga larut malam dengan teman temannya. Tak sampai disitu,dia mencoba hal yang lebih berbahaya lagi,yaitu narkoba. Awalnya dia hanya pemakai biasa yang memakai narkoba saat dia stres atau depresi. Namun lambat laun,dia menjadi pecandu berat barang haram itu. Seluruh hartanya habis,bahkan ia sampai mengambil harta keluarga demi memenuhi kecanduannya itu,hingga harus menjual rumah dan aset berharga lainnya. Terlebih saat ayahnya meninggal,ia semakin membuta dan memanfaatkan warisan ayahnya hanya untuk narkoba.

Ibunya pun harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari hari sebab Ari tak bekerja. Kerjaannya hanya menumpuk beban untuk masa depan. Sampai akhirnya,Ari mulai kehabisan uang dan tak dapat memenuhi hasratnya dengan barang haram tersebut  Ari mulai merasakan akibatnya. Tubuhnya mulai sakit dan berat badannya turun drastis. Dan sekarang ia tak dapat melakukan apapun selain terbaring dan menyesali perbuatannya selama ini. Beruntungnya Ari mempunyai ibu yang sangat baik hati yang rela mengurus Ari meskipun Ari sudah menyeret ibunya dalam segala kesusahan ini.

Ari juga meminta maaf padaku atas kebohongannya ketika meminjam uang padaku. Sebenarnya itu bukan untuk membeli kado ibunya,tetapi untuk mentraktir teman temannya berpesta. Aku merasa kecewa pada Ari,namun rasa kecewaku kalah dengan rasa iba ku ketika melihat kondisi Ari sekarang. Aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuk dia.

Selang dua hari kemudian, aku mendapat telepon dari ibunya bahwa Ari telah tiada. Langsung saja ku putuskan untuk cuti kerja beberapa hari dan segera menuju kediaman Ari. Tampak dari jauh keramaian disana serta bendera kuning yang dipasang. Aku melangkahkan kakiku dengan lemas menuju rumahnya. Tercium aroma khas bunga bungaan di sepanjang jalan gang. Sesampainya dirumah itu, aku mendapati Ari sudah didandani dengan rapi dan dimasukkan kedalam peti. Wajahnya yang kurus dan pucat,terus kupandangi hingga tak terasa ada tetesan air yang jatuh dari ujung mataku.

Tak lama,aku dan warga lainnya membawa jasadnya ke makam yang tak jauh dari rumahnya. Sesuai wasiat darinya, aku ikut membantu menurunkan petinya ke tanah dan menaburi kuburannya dengan sepihan kelopak bunga sepatu. Walaupun berbeda keyakinan,aku tetap mendoakannya dengan caraku sendiri. Aku tak tau,apakah dia dapat beristirahat yang tenang disana? Ku berharap,setelah semua beban dan rasa sakit yang kamu derita selama ini telah hilang,kau dapat beristirahat dengan tenang. Selamat jalan Ari,teman terbaikku.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

daily tips

Cerita Singkat

daily tips